Kamis, 28 Maret 2013
THAILAND AKAN BERUNDING DENGAN KELOMPOK GERILYAWAN
Jihad-Defence-Indonesia - Bangkok : Thailand dan satu kelompok penting gerilyawan yang beroperasi di daerah selatan akan memulai perundingan damai pada Kamis untuk menghentikan aksi kekerasan yang telah menewaskan 5.500 orang lebih dalam sembilan tahun.
Perundingan antara para pejabat Thailand dan kelompok gerilyawan Barisan Revolusi Nasional (BRN) akan diselenggarakan di satu tempat di Ibu Kota Malaysia, Kuala Lumpur.
Para perunding Thailand ingin gerilyawan menghentikan serangan terhadap sasaran sipil supaya mereka yakin bahwa mereka berunding dengan pemimpin gerilyawan yang dapat mengendalikan para petempur di lapangan.
"Kami ingin melihat serangan terhadap sasaran lunak dihentikan, terutama bom-bom yang berdampak pada warga sipil tidak bersalah," kata Kepala Dewan Nasional Keamanan Thailand, Paradorn Pattanatabut, kepada AFP.
Ia mengatakan ia "100 persen" yakin pihak berwenang Thailand akan berunding dengan orang yang tepat, tetapi menambahkan para pejabat mungkin mencari para perunding gerilyawan lainnya jika aksi kekerasan itu tidak segera berhenti.
Para biksu dan guru sering jadi sasaran pembunuhan di daerah selatan yang rawan sementara puluhan sekolah telah dibakar oleh gerilyawan karena hubungan mereka dengan negara Thailand.
Masalah-masalah tetap ada menyangkut kemampuan para pemimpin lebih tua gerilyawan untuk mengekang serangan-serangan oleh generasi lebih muda yang terorganisasi dengan baik yang beroperasi di provinsi-provinsi selatan yang berbatasan dengan Malaysia.
"Mereka terbagi dalam gerakan prajurit 'yang tidak terlihat' dan para pemimpin terkemuka di pengasingan," kata Gotham Arya dari Institute of Human Rights and Peace Studies di Universitas Mahidol.
Ia menambahkan, perundingan "intra-gerakan" diperlukan untuk menjembatani perbedaan di kalangan kelompok gerilyawan untuk mewujudkan perdamaian.
Satu kelompok gerilyawan dipersalahkan atas aksi kekerasan yang terjadi hampir setiap hari, termasuk ledakan bom dan serangan senjata api, namun identitas dan struktur kelompok itu tidak banyak diketahui.
Malaysia telah menjadi tuan rumah perundingan antara Filipina dan kelompok gerilyawan Muslim di selatan negara itu yang menghasilkan satu perjanjian bersejarah Oktober lalu yang betujuan menghentikan pemberontakan puluhan tahun di sana.
Konflik Thailand yang bermula pada Januari 2004 telah menewaskan 5.500 orang, terutama di tiga provisi paling selatan Thailand yang berpenduduk mayoritas Muslim yaitu Yala, Pattani dan Narathiwat.
Pemberontakan itu berakar pada kebencian warga Melayu lama terhadap pemerintah Thailand ketika Bangkok menganeksasi wilayah itu tahun 1902.
Sumber : KLIK DISINI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar