Juru Bicara Menlu Michael Tene. (Foto : Dok Kemenlu) |
Juru Bicara Kementerian Luar Republik Indonesia Michael Tene menjelaskan bahwa sikap Indonesia terkait ini sudah sangat jelas. Menurut Tene, sesuai dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) perlu dikedepankan adalah komunikasi antara Filipina dengan Malaysia.
"Sikap Indonesia sudah sangat jelas mengenai masalah ini dan terus mendukung upaya-upaya komunikasi yang terus menerus berlangsung secara intensif antara Pemerintah Filipina dan Pemerintah Malaysia untuk menyelesaikan masalah ini," jelas Tene, di kantor Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Jumat (22/3/2013).
"Kita memberikan ruang kepada kedua pihak untuk bisa menyelesaikannya," lanjutnya.
Konflik di Sabah terjadi ketika Raja Muda Agbimuddin Kiram memimpin sekira 200 lebih pasukan loyalis Kesultanan Sulu dari wilayah Selatan Filipina ke wilayah Sabah, Malaysia 9 Februari lalu. Pada 1 Maret lalu, pasukan Malaysia melakukan pengejaran yang berujung pada tewasnya 63 pengikut Kesultanan Sulu dan 10 orang pihak keamanan Malaysia.
Melihat konflik yang terjadi saat ini, Sultan Sulu Jamalul Kiram III memerintahkan para pengikutnya yang kini berada di Sabah, Malaysia, untuk melanjutkan perang melawan Malaysia. Sultan Kiram memerintahkan agar pasukannya untuk melakukan perang gerilya.
Pertempuran dikabarkan masih terus terjadi antara loyalis Sulu dengan Polisi Malaysia. Pihak berwenang Malaysia pun masih terus mencari keberadaan Agbimuddin yang dikabarkan sudah menyeberang ke sebuah pulau kecil di Selatan Filipina.
Sumber : KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar