Presiden Suriah, Bashar Al-Assad.
REPUBLIKA.CO.ID, Aleppo - Presiden Republik Arab Suriah, Bashar al Assad menuduh musuh Suriah mencoba mencampuri urusan internal negaranya, dengan resolusi PBB dan kegagalan rencana perdamaian Kofi Annan. Ia mengatakan, tidak percaya krisis akan mengakibatkan aksi militer di Suriah. "Apa yang terjadi di Libya bukan solusi yang patut dicontoh, sebab Libya jatuh dalam situasi yang lebih buruk. Kita semua melihat bagaimana sekarang rakyat Libya harus membayar harga mahal atas hal itu," ujar Assad. Ia tidak sungkan menggunakan kalimat kasar terhadap Turki. Menurutnya, kebijakan para pejabat Turki telah menyebabkan pembunuhan dan pertumpahan darah di antara rakyat Suriah.(Baca: Suriah Kerahkan Tank di Perbatasan Turki ) Saat AS dan sekutunya meminta Assad turun dari jabatannya agar pertumpahan darah berhenti, Iran dan Rusia justru terus mendukungnya. Kedua sekutu Suriah itu menyebut, yang dilakukan AS dan sekutunya adalah bentuk intervensi asing. Dalam beberapa tahun terakhir, Iran dan Suriah menjalin hubungan lebih erat untuk memperluas oposisinya terhadap Israel. Mereka bertindak sebagai penyeimbang terhadap kekuatan Sunni di kawasan seperti Arab Saudi. Diplomat Barat mengatakan, Iran telah meningkatkan dukungannya bagi Assad dalam beberapa bulan terakhir. Iran menyediakan pelatihan, senjata dan keahlian komunikasi untuk membantu pasukan Suriah melawan kelompok oposisi. Namun, Assad mencemooh laporan yang menyebutkan pasukan Iran dan para pejuang gerakan perlawanan militan Libanon, Hizbullah telah membantu operasi langsung tentara Suriah. "Ini lelucon yang kita dengar berkali-kali untuk menunjukkan ada keretakan dalam tubuh tentara," katanya. Atas kesetiaan Iran, Suriah berjanji akan membayarnya. Assad mengatakan mereka berada di posisi yang sama. Iran telah menyuarakan dukungannya terhadap rencana perdamaian Annan dan menawarkan diri berpartisipasi dalam pembicaraan krisis Suriah. Namun, para diplomat Barat menyangsikannya dan menganggap tindakan Iran murni hanya untuk menjaga kepentingannya sendiri.
Sumber: ap / timesofisrael / timesofmalta / en.trend.az / hurriyetdailynews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar