Mendengar tentang kapal selam, tentu benak kita terbayang pada kapal selam yang ada di perairan pantai atau di kedalaman laut. Namun untuk kapal selam yang satu ini cukup menarik dan berbeda karena berada di daratan.
Di kawasan di pinggiran Kalimas – Surabaya, terdapat sebuah kapal selam yang menarik perhatian. Memandang dari kejauhan, kapal selam itu bagaikan terdampar di daratan Surabaya.
Pada setiap harinya, Kapal selam yang berwarna hijau dan hitam itu didatangi banyak pengunjung yang ingin tahu tentang kapal selam dan melihat bagaimana bentuk dan apa saja isi yang ada di dalam kapal selam.
Itulah pesona yang bisa dinikmati di wisata Monumen Kapal Selam ( Monkasel ) yang berada di Jalan Pemuda dan dekat dengan Surabaya Plaza.
Wisata Kapal selam yang dibuka sejak tanggal 15 Juli 1998 ini menampilkan KRI Pasopati 410 yang ketika masih aktif digunakan oleh TNI - Angkatan Laut menjadi bagian perjuangan, pertahanan dan ketahanan dari sejarah bangsa.
KRI Pasopati itu dengan jenis SS Type Whiskey Class dibuat di Vladi Wosotk - Rusia pada tahun 1952. Digunakan dalam kedinasan TNI Angkatan Laut sejak 15 desember tahun 1962. Kapal selam itu memiliki panjang keseluruhan 76 meter dan lebar 6,30 meter .
Kecepatannya di atas permukaan maksimum 18,3 Knot dan di bawah permukaan maksismum 13,5 Knot. Displacement kapal selam adalah diatas permukan 1048 Ton dan di bawah permukaan 1340 Ton.
Melangkahkan kaki memasuki KRI Pasopati 410 dengan tiket masuk Rp 5000 per orang ini kita bisa tahu dan melihat keadaan di dalam kapal selam. Karena dimensi kapal selam yang tidak terlalu besar dengan kapasitas 63 penumpang termasuk komandan, tentu ruangan yang ada di dalam kapal selam ini terasa cukup sempit dan sesak.
Di dalamnya banyak terdapat panel-panel dan tuas sebagai peralatan dan perlengkapan kapal selam. Selain itu juga terdapat peralatan navigasi, Ruang kerja, tempat tidur kru kapal selam yang cukup kecil dan bersusun, dapur , Ruangan Baterai I dan baterai II, Ruang Mseni Listrik, Mesin Diesel dan terminal Mesin, dan sebagainya.
Ada juga Ruangan Komandan yang cukup sempit berukuran sekitar 2 x 1,5 meter dengan hanya ada dipan, lemari, meja dan kursi di dalamnya .
Di dekat ruangan Komandan ini terpajang nama dan foto Komandan KRI Pasopati selama kapal selam ini digunakan dalam kedinasannya.
Kapal Selam ini berpartisipasi di Angkatan Laut sejak tanggal 29 Januari 1962, tugas utama adalah untuk menghancurkan garis musuh (anti-shipping), pengawasan dan melakukan penggerebekan secara diam-diam. KRI Pasopati 410 telah mengambil peran besar untuk mempertahankan hukum kelautan, seperti Operasi Trikora, KRI Pasopati 410 turun ke belakang garis musuh dan memberi penindasan secara psikologis.
Kapal Selam ini berpartisipasi di Angkatan Laut sejak tanggal 29 Januari 1962, tugas utama adalah untuk menghancurkan garis musuh (anti-shipping), pengawasan dan melakukan penggerebekan secara diam-diam. KRI Pasopati 410 telah mengambil peran besar untuk mempertahankan hukum kelautan, seperti Operasi Trikora, KRI Pasopati 410 turun ke belakang garis musuh dan memberi penindasan secara psikologis.
Yang menarik adalah adanya periskop yang menjadi alat pengintai rahasia yang digunakan dari kedalaman laut. Pengunjung bisa menggunakan periskop yang masih bisa berfungsi itu. Namun sayang karena lensa periskopnya sudah kabur, menjadikan pandangan di periskop itu menjadi tidak jelas lagi.
Menyusuri ruangan di dalam kapal selam, sesekali pengunjung harus menundukkan badannya ketika melewati lubang pintu antar ruangan yang cukup kecil dan sempit. Pada bagian akhir perjalanan terdapat ruangan kapal selam bagian buritan. Di ruangan ini terdapat peralatan dan perlengkapan peluncur rudal / torpedo propeller dengan bentuknya yang besar, bundar dan panjang.
Ruangan torpedo juga terdapat di haluan torpedo yang berisi empat torpedo propeller di bagian depan kapal selam. Ruangan ini sekaligus juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan torpedo.
Di dinding pagar sekitar kawasan wisata ini juga terdapat lukisan-lukisan tentang sejarah TNI Angkatan Laut. Ada juga kolam renang mini dan Ruangan Diorama. Entah mengapa Ruangan Diorama itu tidak bisa dimasuki karena dalam keadaan tertutup dan terkunci.
Sayang monumen kapal Selam ini tidak dilengkapi dengan Ruangan Audio Visual yang memutar film-film dokumentasi tentang KRI Pasopati 410 ini. Andai Ruangan Audio Visual ini ada, tentu bisa memberi gambaran yang lebih jelas dan heroic tentang bagaimana kisah dan perjalanan kapal selam ini.
Di sekitar wisata ini juga sering digunakan sebagai ajang dan kreatifitas seni warga Surabaya. Diantaranya adalah pentas musik Underground yang mengambil tempat tepat di sisi yang sangat dekat dengan kapal selam.
Sumber : http://www.jelajah-nesia.blogspot.com/2012/06/kapal-selam-yang-terdampar-di-daratan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar