Ribuan umat Islam saat mengikuti shalat Idul Adha di Masjid Istiqlal, Jakarta.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Pakistan untuk Indonesia, Sanaullah mengatakan, Indonesia adalah negara yang modern tetapi juga moderat.
"Indonesia lebih harmonis, sementara di Pakistan kita masih berjuang dari penderitaan perbedaan pengajaran di Pakistan.
Hal ini terungkap dalam forum diskusi ulama Pakistan dan Indonesia di Hotel Atlet, Senayan, Senin (25/6).Delegasi Pakistan misalnya sebagian berasal dari sunni, syiah, dan salafi.
Sementara dari Indonesia, delegasi berasal dari kalangan Nahdatul Ulama, Muhammadiyah dan para akademisi. Delegasi Indonesia misalnya diwakili oleh Rektor UIN, Komaruddin Hidayat, Azyumardi Azra, K.H Hasim Muzadi, Profesor Atho Mudzhar dan dari kalangan akademisi lainnya.
Salah satu delegasi dari Pakistan, Dr. Muhammad Jhalid Masud dari Internasional Islamic University of Islamabad, menyatakan Indonesia adalah salah satu negara yang sukses mentransformasi tradisional pesantren menjadi sebuah pesantren modern tanpa adanya kekerasan. "Kami ingin mencoba melihat apakah hal itu dapat dilakukan di Pakistan,"katanya.
Sementara mengenai isu toleransi, Wakil Ketua Nahdatul Ulama K.H. Masdar F. Mas'udi, nilai-nilai atau dasar negara Indonesia Pancasila menjadi sebuah acuan bahwa Pancasila dan kepercayaan agama tertentu tidaklah kontradiktif . "Pancasila adalah jawaban dari semua perbedaan yang ada,"katanya.
Di samping dialog tersebut, delegasi Pakistan juga akan melakukan kunjungan ke beberapa lembaga pendidikan dan organisasi Islam seperti Wahid Institute dan Maarif Institute. Sebelumnya, mereka mengunjungi Pondok Pesantren Darunnajah.
Hal ini terungkap dalam forum diskusi ulama Pakistan dan Indonesia di Hotel Atlet, Senayan, Senin (25/6).Delegasi Pakistan misalnya sebagian berasal dari sunni, syiah, dan salafi.
Sementara dari Indonesia, delegasi berasal dari kalangan Nahdatul Ulama, Muhammadiyah dan para akademisi. Delegasi Indonesia misalnya diwakili oleh Rektor UIN, Komaruddin Hidayat, Azyumardi Azra, K.H Hasim Muzadi, Profesor Atho Mudzhar dan dari kalangan akademisi lainnya.
Salah satu delegasi dari Pakistan, Dr. Muhammad Jhalid Masud dari Internasional Islamic University of Islamabad, menyatakan Indonesia adalah salah satu negara yang sukses mentransformasi tradisional pesantren menjadi sebuah pesantren modern tanpa adanya kekerasan. "Kami ingin mencoba melihat apakah hal itu dapat dilakukan di Pakistan,"katanya.
Sementara mengenai isu toleransi, Wakil Ketua Nahdatul Ulama K.H. Masdar F. Mas'udi, nilai-nilai atau dasar negara Indonesia Pancasila menjadi sebuah acuan bahwa Pancasila dan kepercayaan agama tertentu tidaklah kontradiktif . "Pancasila adalah jawaban dari semua perbedaan yang ada,"katanya.
Di samping dialog tersebut, delegasi Pakistan juga akan melakukan kunjungan ke beberapa lembaga pendidikan dan organisasi Islam seperti Wahid Institute dan Maarif Institute. Sebelumnya, mereka mengunjungi Pondok Pesantren Darunnajah.
Sumber : Republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar