Jet tempur Turki (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, Selasa (26/6) menyatakan kalau negaranya akan memperlakukan setiap satuan militer Suriah, yang mendekati perbatasannya sebagai ancaman dan target militer.
Menurut Erdogan ini adalah keputusan yang tepat untuk diambil menyangkut tindakan Suriah, pascapenembakan jet tempur milik Turki. Keputusan ini, menurutnya, juga rasional agar Ankara tidak dianggap lemah.
"Siapa pun harus tahu bahwa kemarahan Turki sangat keras dan menghancurkan," kata Erdogan dalam pidato di parlemen dihadapan para anggota parlemen Partai AK yang memerintah. Peraturan keterlibatan militer di perbatasan dua negara kini berubah, katanya.
Setiap unsur militer yang mendekati Turki dari perbatasan Suriah dan menimbulkan satu ancaman keamanan dan bahaya akan dinilai sebagai ancaman militer dan akan diperlakukan sebagai satu target militer," kata Erdogan.
Turki menolak alasan Damaskus yang menilai angkatan bersenjatanya tidak punya pilihan lain kecuali menembak jet F-4 karena terbang di atas perairan Suriah dekat pantai Jumat dan mencap penembakan itu satu "aksi serangan".
Turki mengatakan pesawat itu adalah pesawat pengintai yang tidak bersenjata yang terbang di perairan internasional.
Insiden itu meningkatkan ketegangan antara Turki dan Suriah yang telah tegang menyangkut pemberontakan 16 bulan terhadap pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Sumber : Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar