Muhammad Mursi terpilih sebagai presiden Mesir yang baru.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemenangan Muhammad Mursi sebagai Presiden terpilih Mesir dari Ikhwanul Muslimin, tidak serta merta akan memudahkannya membawa negeri Firaun itu menuju perubahan. Sebab, ada sejumlah titik lemah yang membuat pemerintahan Mursi mudah digoyang musuh-musuhnya. Untuk itu, Mursi perlu melakukan gerak cepat dalam empat tahun mendatang.
Ketua MUI Bidang Kerjasama Luar Negeri, Muhyidin Junaidi berpendapat, ada empat hal yang harus dilakukan Presiden Mursi di tahun pertamanya memimpin Mesir. Yang pertama, melakukan konsolidasi internal. Kedua, mengintensifkan komunikasi politik dengan pendukung partai, utamanya kelompok Islam lain. Dan ketiga, militer perlu diakomdir.
“Untuk itu, saat membentuk kabinet, ia harus merangkul seluruh elemen, termasuk militer. Kalau tidak, akan terjadi rekayasa yang berujung adanya kudeta,” papar dia saat berbincang dengan ROL, Selasa (26/6),
Langkah keempat, lanjut dia, Mursi perlu melakukan pendekatan terhadap Al-Azhar. Selama ini, posisi Al-Azhar cenderung tidak independen dan lebih memihak pemerintah. Mengapa perlu menjadikan Al-Azhar lebih independen, sebab Mesir membutuhkan wasit yang adil.
“Zaman Mubarak dan Sadat, Imam Al-Azhar tidak independen. Padahal, Al-Azhar harus menjadi institusi independen dan kuat,” kata dia.
Terakhir, lanjut Kiai Muhyidin, Mursi perlu melakukan pendekatan terhadap kalangan minoritas. Perlu diingat, dari kalangan ini lahir pemikir dan tokoh ternama Mesir.
“Saya kira, Mursi bakal membutuhkan mereka, dan wajar bila mereka harus dirangkul, ” kata dia menandaskan.
Ketua MUI Bidang Kerjasama Luar Negeri, Muhyidin Junaidi berpendapat, ada empat hal yang harus dilakukan Presiden Mursi di tahun pertamanya memimpin Mesir. Yang pertama, melakukan konsolidasi internal. Kedua, mengintensifkan komunikasi politik dengan pendukung partai, utamanya kelompok Islam lain. Dan ketiga, militer perlu diakomdir.
“Untuk itu, saat membentuk kabinet, ia harus merangkul seluruh elemen, termasuk militer. Kalau tidak, akan terjadi rekayasa yang berujung adanya kudeta,” papar dia saat berbincang dengan ROL, Selasa (26/6),
Langkah keempat, lanjut dia, Mursi perlu melakukan pendekatan terhadap Al-Azhar. Selama ini, posisi Al-Azhar cenderung tidak independen dan lebih memihak pemerintah. Mengapa perlu menjadikan Al-Azhar lebih independen, sebab Mesir membutuhkan wasit yang adil.
“Zaman Mubarak dan Sadat, Imam Al-Azhar tidak independen. Padahal, Al-Azhar harus menjadi institusi independen dan kuat,” kata dia.
Terakhir, lanjut Kiai Muhyidin, Mursi perlu melakukan pendekatan terhadap kalangan minoritas. Perlu diingat, dari kalangan ini lahir pemikir dan tokoh ternama Mesir.
“Saya kira, Mursi bakal membutuhkan mereka, dan wajar bila mereka harus dirangkul, ” kata dia menandaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar