Presiden Mesir, Mohamed Mursi (theriskyshift.com)
VIVAnews - Presiden baru Mesir, Mohamed Mursi, akan mengukir sejarah baru di negaranya. Sebab, pesiden yang dipilih melalui pemilu langsung itu akan menunjuk seorang tokoh perempuan dari golongan Kristen Koptik sebagai wakilnya.
Penasihat politik Mursi, Ahmed al-Deif, mengatakan pengangkatan seorang tokoh perempuan untuk menduduki jabatan puncak di Mesir baru pertama kali ini akan terjadi. "Untuk pertama kalinya dalam sejarah Mesir, seorang perempuan akan mengambil posisi tersebut," kata Deif sebagaimana dikutip CNN.
Menurut Deif, penunjukan wakil presiden perempuan ini tidak hanya untuk mewakili agenda dan kepentingan kaum perempuan dan agama tertentu. Wakil presiden yang baru itu diharapkan akan mumpuni memimpin Mesir ke depan. "Dan akan memberikan perhatian dan nasihat kritis kepada kabinet presiden," kata dia.
Al-Deif menambahkan, Mursi dan partainya tidak akan membentuk negara Islam di Mesir. Sikap Mursi, kata dia, sangat tegas dalam hal ini. "Dia telah memberi jaminan akan memilih negara konstitusional sipil yang berdasarkan pada prinsip menghormati perbedaan suku, keyakinan, dan agama," katanya.
Sebelum pemilu berlangsung, Mursi melarang perempuan ikut dalam persaingan kursi presiden. Namun, setelah memenangkan pemilu, dia berbalik menyatakan akan berdiri membela hak-hak kaum perempuan. "Peran perempuan dalam masyarakat Mesir jelas," kata Mursi.
Penasihat politik Mursi, Ahmed al-Deif, mengatakan pengangkatan seorang tokoh perempuan untuk menduduki jabatan puncak di Mesir baru pertama kali ini akan terjadi. "Untuk pertama kalinya dalam sejarah Mesir, seorang perempuan akan mengambil posisi tersebut," kata Deif sebagaimana dikutip CNN.
Menurut Deif, penunjukan wakil presiden perempuan ini tidak hanya untuk mewakili agenda dan kepentingan kaum perempuan dan agama tertentu. Wakil presiden yang baru itu diharapkan akan mumpuni memimpin Mesir ke depan. "Dan akan memberikan perhatian dan nasihat kritis kepada kabinet presiden," kata dia.
Al-Deif menambahkan, Mursi dan partainya tidak akan membentuk negara Islam di Mesir. Sikap Mursi, kata dia, sangat tegas dalam hal ini. "Dia telah memberi jaminan akan memilih negara konstitusional sipil yang berdasarkan pada prinsip menghormati perbedaan suku, keyakinan, dan agama," katanya.
Sebelum pemilu berlangsung, Mursi melarang perempuan ikut dalam persaingan kursi presiden. Namun, setelah memenangkan pemilu, dia berbalik menyatakan akan berdiri membela hak-hak kaum perempuan. "Peran perempuan dalam masyarakat Mesir jelas," kata Mursi.
Menurut Mursi, hak perempuan sama dengan laki-laki. Tidak ada perbedaan antara perempuan dan laki-laki di Mesir. "Tidak boleh ada segala jenis perbedaan di antara sesama warga Mesir, kecuali yang didasarkan pada konstitusi dan hukum," katanya.
Mursi merupakan presiden pertama Mesir yang dipilih dalam pemilu demokratis setelah tergulingnya Presiden Husni Mubarak. Mursi mendapat 13,2 juta suara dari sekitar 26 juta pemilih. Dia memperoleh 51 persen suara pemilih. Sementara itu, pesaingnya, Ahmed Shafik, yang juga perdana menteri terakhir era Husni Mubarak, memperoleh 12,3 juta suara. (kd)
Mursi merupakan presiden pertama Mesir yang dipilih dalam pemilu demokratis setelah tergulingnya Presiden Husni Mubarak. Mursi mendapat 13,2 juta suara dari sekitar 26 juta pemilih. Dia memperoleh 51 persen suara pemilih. Sementara itu, pesaingnya, Ahmed Shafik, yang juga perdana menteri terakhir era Husni Mubarak, memperoleh 12,3 juta suara. (kd)
VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar