Nunukan (ANTARA News) - Beberapa patok perbatasan Indonesia - Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, sudah tidak ada di tempatnya semula karena berbagai faktor.
"Memang ada patok perbatasan di Kabupaten Nunukan ini yang tidak ada lagi pada sejumlah titik," kata Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Dansatgas Pamtas), Mayor Inf Joko Maryanto, dari Batalyon 413/Bremoro Kostrad TNI AD, di Nunukan, Jumat.
Hilangnya patok-patok perbatasan ini disebabkan oleh bencana alam dan ada indikasi beberapa di antaranya yang bergeser sengaja dipindahkan oleh oknum-oknum tertentu.
Joko menambahkan, hasil patroli yang telah dilakukan Satgas Pamtas dari Kostrad 413/Bremoro sejak tiga bulan lalu, ditemukan patok-patok yang tidak ada lagi bekasnya.
Beberapa patok perbatasan juga rusak seperti patah dan bergeser dari posisi semula akibat bencana alam misalnya longsor, tertimpa kayu, dan terbawa arus banjir, katanya.
Dari patok yang ditemukan rusak itu, Joko menegaskan telah melakukan perbaikan-perbaikan selama beberapa kali dengan mengecat dan memperjelas tulisan yang tertera pada patok seperti semula.
Sesuai data dari bidang topografi Satgas Pamtas Kostrad 413/Bremoro yang bertugas menjaga wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan, patok-patok yang banyak ditemukan hilang yaitu di wilayah Kecamatan Seimenggaris, dan Kanduangan, Kecamatan Nunukan.
Kedua wilayah ini, memang berbatasan langsung dengan negeri jiran Malaysia. Dan satu patok di Pulau Sebatik juga masih Kabupaten Nunukan yang ditemukan oleh Satgas Pamtas Kostrad 413/Bremoro yang bergeser dari posisi semula sekitar 15 meter.
Patok yang bergeser ini pada saat patroli ditemukan berada di wilayah Pulau Sebatik Malaysia.
Khususnya di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kecamatan Seimenggaris dan Kanduangan Desa Sekaduyan Taka dari 500-an jumlah patok yang ada di wilayah tersebut, 20-an di antaranya dinyatakan hilang dan yang lainnya rusak.
Meskipun demikian, Joko menyatakan telah dilakukan upaya-upaya perbaikan baik secara sendiri maupun dengan patroli bersama antara Satgas Pamtas, bagian topografi dari Mabes TNI bersama Tentara Diraja Malaysia (TDRM).
Namun, dia tidak mengetahui secara pasti titik-titik patok yang hilang dan rusak tersebut. Tapi diakuinya sejumlah patok perbatasan yang memang telah hilang atau tidak berada di posisi awal.
"Memang ada patok perbatasan di Kabupaten Nunukan ini yang tidak ada lagi pada sejumlah titik," kata Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Dansatgas Pamtas), Mayor Inf Joko Maryanto, dari Batalyon 413/Bremoro Kostrad TNI AD, di Nunukan, Jumat.
Hilangnya patok-patok perbatasan ini disebabkan oleh bencana alam dan ada indikasi beberapa di antaranya yang bergeser sengaja dipindahkan oleh oknum-oknum tertentu.
Joko menambahkan, hasil patroli yang telah dilakukan Satgas Pamtas dari Kostrad 413/Bremoro sejak tiga bulan lalu, ditemukan patok-patok yang tidak ada lagi bekasnya.
Beberapa patok perbatasan juga rusak seperti patah dan bergeser dari posisi semula akibat bencana alam misalnya longsor, tertimpa kayu, dan terbawa arus banjir, katanya.
Dari patok yang ditemukan rusak itu, Joko menegaskan telah melakukan perbaikan-perbaikan selama beberapa kali dengan mengecat dan memperjelas tulisan yang tertera pada patok seperti semula.
Sesuai data dari bidang topografi Satgas Pamtas Kostrad 413/Bremoro yang bertugas menjaga wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan, patok-patok yang banyak ditemukan hilang yaitu di wilayah Kecamatan Seimenggaris, dan Kanduangan, Kecamatan Nunukan.
Kedua wilayah ini, memang berbatasan langsung dengan negeri jiran Malaysia. Dan satu patok di Pulau Sebatik juga masih Kabupaten Nunukan yang ditemukan oleh Satgas Pamtas Kostrad 413/Bremoro yang bergeser dari posisi semula sekitar 15 meter.
Patok yang bergeser ini pada saat patroli ditemukan berada di wilayah Pulau Sebatik Malaysia.
Khususnya di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kecamatan Seimenggaris dan Kanduangan Desa Sekaduyan Taka dari 500-an jumlah patok yang ada di wilayah tersebut, 20-an di antaranya dinyatakan hilang dan yang lainnya rusak.
Meskipun demikian, Joko menyatakan telah dilakukan upaya-upaya perbaikan baik secara sendiri maupun dengan patroli bersama antara Satgas Pamtas, bagian topografi dari Mabes TNI bersama Tentara Diraja Malaysia (TDRM).
Namun, dia tidak mengetahui secara pasti titik-titik patok yang hilang dan rusak tersebut. Tapi diakuinya sejumlah patok perbatasan yang memang telah hilang atau tidak berada di posisi awal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar