Rabu, 20 Juni 2012

KOREA SELATAN BANGUN KEKUATAN RUDAL JELAJAH

   Surat Kabar Korea Selatan Chosun llbo mempublikasi berita tentang Presiden Lee Myung-Bak yang telah memberi restu kepada Departemen Pertahanan Korea Sealatan (ROK) untuk menghabiskan dana sebesar 2,14 miliar dolar untuk membeli 500-600 rudal baru. Pembelian rudal tersebut diharapkan akan tuntas dalam 5 tahun kedepan. Kantor berita Korsel Yonhap juga telah meliris berita yang sama. Menurut Yonhap, Departemen Pertahanan meminta persetujuan untuk pengadaan rudal setelah gagalnya peluncuran satelit Korea Utara pada 13 April lalu sebagai langkah penting untuk memperkuat pertahanan Korsel dalam melawan kampanye Pyongyang (Korut). Di pertemuan tingkat menteri pada 28 April lalu, Presiden Lee Myung-Bak  telah menyetujui permintaan pengadaan rudal. Kementerian Korea Selatan menolak untuk mengkonfirmasi berita tersebut, tapi juru bicaranya hanya mengatakan bahwa dalam waktu dekat Korsel akan segera memperkuat kemampuan rudalnya.

Rudal Jelajah Korea Selatan
Rudal Hyunmu-3 Korea Selatan
 Akan digunakan dana sebesar 2,12 miliar dolar untuk mendapatkan tambahan rudal penjelajah seri baru Hyunmu-3 dan tetap meningkatkan jumlah rudal Hyumu-2 dan penambahan sejumlah besar rudal balistik lainnya. Pada tanggal 19 April, Seoul meluncurkan sebuah rudal jelajah baru dengan jangkauan 1.500 km , jangkauan ini cukup untuk menyerang seluruh target vital di Korea Utara. Rudal jelajah Hyunmu-3 merupakan lompatan besar untuk kemampuan Korsel dalam menghadapi setiap provokasi senjata dari Pyongyang. Sumber di Korea Selatan mengatakan, rudal Hyunmu-3 telah ditempatkan di sepanjang perbatasan dengan Korea Utara dan ditujukan untuk target strategis yang merupakan ancaman paling berbahaya bagi Korea Selatan. Pada hari yang sama, selain mempublikasikan rudal jelajah baru, Seoul juga memperkenalkan rudal balistik taktis baru dengan fitur mirip dengan Hyunmu-2B. Dengan rudal ini, sebenarnya Korea Selatan melanggar aturan Missile Technology Control Regime (MTCR) dan perjanjian antara AS dan Korsel pada 2001 yang membatasi kemampuan maksimum jangkauan rudal balistik sejauh 300 km. Tapi akhirnya Korsel dan AS kembali bernegosiasi untuk meningkatkan batas jangkauan menjadi lebih dari 300 km sebagai tanggapan terhadap peluncuran roket terakhir Korea Utara gagal. Sebagai rudal jelajah, Hyunmu-3C tidak tunduk pada pembatasan yang berlaku pada berbagai rudal balistik taktis, dan dengan jangkauan 1.500 km akan dapat menyerang instalasi dan fasilitas vital di seluruh wilayah Korut. Jangkauan rudal tersebut juga dapat mencapai Rusia dan Cina. Rudal Hyunmu-3C dapat diluncurkan dari peluncur darat dan dari kapal perang, Kedua jenis rudal baru tersebut membawa 500 kg hulu ledak dan diyakini lebih akurat dari rudal lainnya yang berada dalam gudang senjata Korsel. Hyunmu-3C juga dikatakan lebih akurat dibandingkan rudal jelajah Tomahawk AS. Selama lebih dari 30 tahun, Amerika Serikat telah melakuakan segala upaya untuk mencegah Seoul dari mengembangkan rudal balistik dan rudal jelajah jarak jauh karena takut bahwa proliferasi rudal di semenanjung Korea bisa memprovokasi konflik bersenjata antara kedua Korea. Meskipun AS enggan membantu, Korea Selatan melanjutkan upaya sendiri secara bertahap untuk membangun rudal. Hyunmu-1 180 km, Hyunmu-2A / B 300km, Hyunmu-3A / b 500km dan terakhir Hyunmu-3C dengan jangkaun 1.500 km. Tahun lalu Seoul mengerahkan MGM-140B Sistem Rudal Angkatan Darat (ATAMCS) dalam jumlah yang banyak ke seluruh perbatasan dengan Korea Utara (Korsel memiliki 220 unit). Korea Utara diyakini memiliki sekitar 800 rudal mobile yang 600-nya adalah scud dan mampu mencapai target di Korea Selatan. Korut juga memiliki sekitar 200 rudal Rodong-1 dengan jangkauan cukup untuk mencapai Tokyo. Tapi bagaimanapun, kehandalan dan efektivitas rudal-rudal Pyongyang masih banyak dipertanyakan pengamat militer.


                    # Dengan Jangkauan yang jauh dan akurasi tinggi untuk menargetkan infrastruktur penting di Korut, rudal jelajah ini jelas akan memberikan shock kepada Korut agar kembali mempertimbangkan provokasi terhadap Korsel" .

Pada tanggal 22 Mei, Defense Security Cooperation Agency (DSCA) Amerika Serikat memberitahukan niat pemerintah untuk menjual 18 unit rudal Harpoon Block II ke Korea Selatan. Penjualan dengan nilai sebesar 84 juta dolar tersebut diusulkan termasuk semua bagian yang dibutuhkan, mulai dari dukungan logistik, peralatan dan pelatihan. Dengan jangkauan rudal yang jauh, ini merupakan sebuah gerakan besar dari Korea Selatan untuk mencegah provokasi dari Korea Utara. Bahkan ketika terjadi insiden dengan Korut, rudal Hyunmu-3C dapat memberikan ketakutan bagi Korut, setidaknya untuk memberikan jeda bagi Korut untuk memulai serangan ke Korea Selatan. Dengan jangkaun yang jauh dan tingkat akurasi tinggi untuk menargetkan fasilitas infrastruktur penting di Korut, rudal jelajah ini jelas akan memberikan shock kepada Korut agar kembali mempertimbangkan provokasi terhadap Korsel. Selain pengadaan sistem rudal, Korea Selatan juga akan membeli sejumlah besar pesawat tempur siluman generasi kelima dan helikopter serang untuk memodernisasi dan memperluas kecakapan militernya. Seoul tampaknya telah siap untuk menciptakan kekuatan militer modern untuk ukuran yang signifikan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar