Minggu, 10 Juni 2012

Soekarno membangun pusat belanja


Selain membangun stadion raksasa di Senayan pada tahun 1960, Soekarno juga punya mimpi membangun  sebuah toko serba ada yang lengkap. Toko serba ada itu diharapkan dapat mendistribusikan barang dengan harga murah pada rakyat kecil. Namanya, Sarinah. Sesuai nama pengasuh Soekarno saat kecil dulu.
"Sarinah diharapkan akan menjadi stimulator, mediator dan alat distribusi ke masyarakat luas dan menjalankan fungsinya sebagai stabilisator ekonomi, pelopor dalam pengembangan usaha perdagangan eceran ritel serta berpartisipasi dalam perubahan struktur perekonomian Indonesia," demikian tujuan Soekarno membangun Sarinah. Hal tersebut tertulis jelas dalam profil usaha Sarinah.

Pembangunan Sarinah dimulai tahun 1963. Soekarno yang berkunjung ke sejumlah negara terpesona dengan konsep toko serba ada yang modern. Soekarno pun berpandangan Indonesia perlu memiliki pusat perbelanjaan modern seperti itu.
Soeharto ingin menunjukkan pada negara-negara Barat, kalau Indonesia pun bisa mandiri tanpa campur tangan mereka. Pada periode 1960an, Indonesia memang sangat dekat dengan Uni Soviet dkk dan mengambil jarak dengan Blok Barat.

Pembangunan Sarinah tidak lepas dari penolakan. Saat itu kondisi ekonomi Indonesia memang sedang buruk. Inflansi tinggi dan masyarakat kesulitan mendapatkan sembako. Beras langka hingga rakyat harus makan oat, yang saat itu dianggap makanan kuda.

Sarinah diresmikan tanggal 15 Agustus 1966. Suasana politik dan ekonomi Indonesia saat itu mungkin sedang berada di titik terburuk. Tapi Soekarno jalan terus.

Berdirilah Gedung Sarinah yang menjulang setinggi 74 meter dengan 15 lantai. Gedung ini tercatat sebagai gedung pencakar langit yang pertama. Berdiri megah di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat. Dekat dengan Istana dan pusat pemerintahan.

Soekarno tidak lama merasakan hasil karyanya soal pusat belanja modern. Tanggal 20 Februari 1967, Soekarno menyerahkan kekuasaannya pada Jenderal Soeharto. Tak lama kemudian, dia menjadi tahanan politik Soeharto. Ditahan di Wisma Yasoo di Jl Gatot Subroto, Soekarno dilarang keluar dan menerima tamu. Akhirnya Soekarno meninggal 21 Juli 1970.

Sarinah sendiri berkembang menjadi pusat perbelanjaan. Namanya sempat memudar digantikan mal-mal raksasa yang terus menjamur di Jakarta.

Kini gedung lama Sarinah di Jl Thamrin akan dirombak total. PT Sarinah berencana melakukan ekspansi dengan memperluas lahan yang dimilikinya kini.


Luas bangunan akan diperluas lima kali lipat dari luas saat ini. Sarinah yang telah berusia 50 tahun ini memiliki seluas 3.000 meter persegi. Rencananya, bangunan akan diperluas menjadi 17.000 meter persegi.

"Mengganti nama bangunan lama menjadi Sarinah Square," ungkap Direktur Utama PT Sarinah persero Jimmy M Rifai saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Senin (28/5/2012).

Mampukah Sarinah bersaing dengan mal-mal besar di Jakarta?...

Sumber : http://soekarnonkri.blogspot.com/2012/06/soekarno-membangun-pusat-belanja.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar