Selasa, 26 Juni 2012

Eva: TNI AD Arogan

JAKARTA, KOMPAS.com - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat dinilai telah bertindak arogan bahkan telah meneror warga terkait latihan perang di Desa Kersikan, Kecamatan Kaligentong, Tulungagung, Jawa Timur. Latihan perang tetap digelar meskipun ditolak oleh warga.
Hal itu dikatakan anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari di Jakarta, Selasa (25/6/2012).
Eva menjelaskan, pasukan Kompi Yonif 511 /DY Brigif 16 Wira Yudha sempat berdebat dengan warga yang memblokir jalan masuk kampung Kersikan. Warga, kata dia, keberatan kampung mereka dijadikan latihan perang.
"Setelah bertahan tiga hari memblokir, tanggal 22 Juni jam 5 pagi tentara memutar dan melakukan tembakan-tembakan di tengah kampung. Seorang warga, Wakijah, kaget lalu tak sadarkan diri. Dia dirawat di Rumah Sakit Campur Darat Tulungagung," kata politisi dari daerah pemilihan Tulungagung itu.
Bahkan, Eva menambahkan, sejak tanggal 20 Juni pihak TNI melakukan razia KTP dan melarang penduduk dari luar Kersikan untuk masuk. Hingga saat ini, lanjut Eva, pasukan TNI masih melakukan latihan perang meski telah melampaui batas waktu dalam surat pemberitahuan.
"Saya mendukung protes warga atas arogansi TNI AD yang sewenang-wenang melakukan latihan tempur di tengah pemukiman. TNI sengaja melakukan intimidasi dan teror dengan latihan perang dalam waktu panjang," pungkas Eva.
Sebelumnya, Eva mengaku telah mengirim surat kepada Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Pramono Edhie Wibowo untuk membatalkan latihan perang yang dijadwalkan tanggal 19-22 Juni.
Alasannya, lahan perkebunan itu disebut telah lama dikelola oleh warga secara sah berdasarkan Surat Bupati Tulungangung Nomor 590/109/301/2005 dan Nomor 590/346/424.13/2001. Selain itu, hasil pemeriksaan atas Buku Inventaris Tanah Tahun 2005/2006 oleh Badan Pemeriksa Keuangan menunjukkan bahwa tanah perkebunan itu tidak masuk dalam daftar inventaris tanah yang dikuasai oleh Kodam V.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar