Senin, 25 Juni 2012

NATO Diduga Telah Memiliki 1.000 Rudal Pencegat

rokdrop.comUji coba peluncuran rudal pencegat dalam sistem pertahanan THAAD buatan AS.
MOSKWA, KOMPAS.com — AS dan sekutu-sekutunya di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) diduga telah memiliki sedikitnya 1.000 rudal yang mampu mencegat rudal-rudal balistik antarbenua (ICBM) Rusia sebagai bagian dari sistem perisai rudal Eropa.
Demikian dinyatakan Deputi Perdana Menteri Rusia Bidang Pertahanan sekaligus utusan khusus Presiden Rusia untuk NATO, Dmitri Rogozin, dalam wawancara dengan stasiun radio Ekho Moskvy,Jumat (20/1/2012).
"AS dengan para sekutunya, yang terus dibujuk AS untuk membeli kapal-kapal perang yang dilengkapi sistem pertahanan Aegis, memiliki potensi keseluruhan yang diperkirakan mencapai 1.000 rudal pencegat," tutur Rogozin. Jumlah itu, kata dia, sudah mendekati batas maksimum yang diizinkan oleh perjanjian pengurangan senjata strategis (START) terbaru.
"Tak ada jaminan bahwa setelah fase pertama, kedua, dan ketiga (dari proyek perisai rudal AS di Eropa) selesai, tak akan ada fase keempat, kelima, dan keenam. Apakah Anda benar-benar percaya bahwa mereka akan menghentikan semua teknologi  setelah 2020? Itu omong kosong! Mereka akan maju terus mengembangkan dan mendorong berbagai parameter teknis rudal-rudal pencegat dan kemampuan kinerja sistem peringatan dini mereka," ungkap Rogozin, yang mewakili Rusia dalam setiap negosiasi terkait sistem perisai rudal Eropa selama ini.
Rogozin juga mengatakan, sistem pertahanan rudal tersebut meliputi seluruh kawasan Rusia di Eropa hingga ke pegunungan Ural. Rudal-rudal NATO tidak hanya mampu menghancurkan rudal-rudal jarak dekat atau menengah dari "negara-negara nakal" seperti selalu dinyatakan selama ini, tetapi juga mencegat ICBM-ICBM Rusia.
"Fakta bahwa sistem pertahanan rudal ini bisa menghancurkan rudal-rudal strategis dan fakta bahwa pangkalan-pangkalan dan armada mereka disebar di kawasan laut di utara menunjukkan bukti bahwa sistem pertahanan rudal (AS) ini bersifat anti-Rusia," cetus Rogozin.
Negosiasi soal sistem perisai rudal Eropa antara Rusia dan NATO terancam menemui jalan buntu setelah permintaan Rusia agar NATO membuat surat jaminan tidak akan menggunakan sistem pertahanan rudal itu sebagai sikap memusuhi Rusia, tidak dikabulkan NATO.
NATO sempat menawarkan agar Rusia turut terlibat dalam sistem pertahanan ini, yang menurut mereka ditujukan pada negara-negara seperti Iran dan Korea Utara. Namun, NATO menolak usulan Rusia agar sistem pertahanan Barat dan Rusia diintegrasikan menjadi sistem yang terpadu dan memiliki interoperabilitas penuh.

Sumber :
RIA Novost

Tidak ada komentar:

Posting Komentar