KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Keluarga pilot pesawat Fokker 27, Mayor (Pnb) Heri Setyawan, tiba
di Baseops Pangkalan TNI AU Adisutjipto, DI Yogyakarta, menggunakan
pesawat Hercules yang membawa jenazah Heri, Jumat (22/6).
JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Laksamana Agus
Suhartono mengatakan, penghentian sementara kegiatan penerbangan armada
pesawat Fokker 27 yang kini tinggal tersisa lima pesawat (http://nasional.kompas.com/read/2012/06/23/01453163/Fokker.27.Dilarang.Terbang.) tak mengganggu kegiatan operasional TNI AU.
Penghentian
sementara pemakaian Fokker 27 ini diambil menyusul jatuhnya Fokker
27-500 nomor registrasi 2708 di Kompleks Rajawali TNI AU, Bandara Halim
Perdanakusuma, Jakarta, Kamis lalu. ((http://megapolitan.kompas.com/read/2012/06/21/15421920/Pesawat.Fokker.Jatuh.di.Perumahan).
"Mudah-mudahan
tidak. Semua akan kami atur sedemikian rupa, sehingga penggunaan
pesawat disesuaikan dengan kebutuhan operasi," kata Panglima seusai
menghadiri rapat terbatas yang digelar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (26/6/2012).
Sebelumnya,
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga telah meminta agar Fokker 27
tidak diterbangkan karena sudah ada rencana akan dimodernisasi dengan
CN295 produksi PT Dirgantara Indonesia. (link http://nasional.kompas.com/read/2012/06/24/09212822/Fokker.27.Segera.Diganti.N295.Buatan.PTDI). Presiden juga mengatakan, Indonesia akan bekerja sama dengan negara lain membeli C130.
Menurut
Panglima, ada dua pesawat CN295 yang tiba di Indonesia pada
Agustus-September 2012. Pesawat tersebut selanjutnya akan digunakan
untuk keperluan operasional TNI AU. Secara keseluruhan, TNI AU akan
memeroleh 10 pesawat CN295. Panglima menambahkan, berkaca dari kejadian
ini, semua alat utama sistem persenjataan yang tak layak akan segera
dievaluasi. TNI akan mengecek kelayakan alutsista tersebut, termasuk
kondisi teknisnya.
"Manakala sudah tidak layak lagi, maka kita
akan pertimbangkan untuk tidak dioperasikan lagi," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar